Presidensi G20 yang puncaknya di Bali pada 15 November 2022 akan membahas salah satunya adalah permasalahan perubahan iklim yang terjadi secara global. Menjawab permasalahan tersebut, PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terlibat melalui pengurangan emisi karbon pada setiap operasi bisnisnya. Target pengurangan emisi yang ditetapkan adalah 29% pada tahun 2030.
Pertamina Foundation sebagai perpanjangan tangan CSR PT Pertamina (Persero) mendukung langkah tersebut dengan mewujudkan Hutan Pertamina bersama dua kampus ternama, yaitu Universitas Gadjah Mada dan Universitas Mulawarman.
Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari, mengatakan dua penandatangan ini menjawab isu perubahan iklim yang perlu ditangani sehingga diharapkan Blue Carbon Initiative mampu menjadi solusi.
“Perubahan iklim bisa kita lihat di depan mata dan kita rasakan saat ini. Perlu aksi nyata dan segera sebelum dampaknya semakin lebih parah. Inilah yang dilakukan oleh Pertamina Foundation bersama dua universitas ternama di Indonesia lewat Mahakam dan Blora Project bertajuk Blue Carbon Initative. Meskipun masih dalam kondisi pandemi, saya berharap dua proyek tersebut serta dua proyek lainnya bisa segera diimplementasikan dan membawa kebermanfaatan bagi masyarakat serta umur bumi lebih panjang,” ungkap Agus.
Pada 1 September 2022, bersama Universitas Gadjah Mada, Pertamina Foundation menandantangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Optimalisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus UGM (KHDTK) di Blora dan Ngawi.
Kerja sama ini mencakup reforestasi hutan berbasis agroforestry, konservasi keanekaragaman hayati, dan pengembangan bioenergi dari hasil hutan. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, mengatakan kerja sama Hutan Pertamina UGM akan membawa kebermanfaatan bagi lingkungan dan masyarakat.
“Reforestasi hutan ini akan membawa pemulihan ekosistem hutan sekaligus mendukung ketahanan pangan dan membawa kesejahteraan masyarakat karena berbasis agroforestry dan pengolahan bioenergi. Ke depan, hutan ini juga menjadi laboratorium untuk kepentingan riset dan penelitian,” ujar Sigit.
Setelah UGM, pada tanggal 7 September 2022, penandatanganan PKS dilanjutkan bersama Universitas Mulawarman terkait rehabilitasi dan restorasi mangrove di Delta Mahakam. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, untuk restorasi mangrove sebagai bentuk komitmen kepemimpinan Indonesia pada presidensi G20, khususnya untuk isu perubahan iklim.
Dalam perjanjian Hutan Pertamina bersama Universitas Mulawarman ini, nantinya akan ada pelibatan masyarakat melalui program rehabilitasi, pelatihan, dan pendampingan produk olahan mangrove.
“Penandatanganan ini menjadi bentuk komitmen bersama dengan Pertamina Foundation untuk mengatasi kerusakan mangrove dengan memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat sekitar,” ungkap Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Dr. Rudianto Amirta, S. Hut., MP.
Dua penandatanganan yang sudah dilakukan merupakan bagian dari program Blue Carbon Initiative yang masuk ke dalam delapan program prioritas PT Pertamina (Persero) dalam mendukung tujuan transisi energi G20. Dalam program ini, terdapat empat proyek yakni Bontang-Mahakam Project, Blora Project, Lembata Project, dan Cendrawasih Kwatisore Project.